FF/S/Nuna’s Diary (page 72-74)

= Nuna’s Diary =

Page: 72-74

Cast:

  • Nuna
  • Taemin

Genre: Family, Incest

= = =

Seperti biasa, aku dan taemin duduk di depan televisi malam itu. Aku melipat kakiku dan menaikkannya ke atas sofa. Taemin duduk di sebelah kananku dengan malas. Kakinya yang panjang menyentuh lantai dan dia duduk sedikit melorot.

Tiba-tiba taemin meluruskan kakiku lalu dia meletakkan kepalanya di atas pahaku.

“hehehe” taemin nyengir padaku. Dia lalu meraih salah satu tanganku dan meletakkannya di atas kepalanya lalu menggosok-gosokkan tanganku ke rambutnya.

Aku tersenyum padanya. Sepertinya dia sedang ingin dimanja.

“besok aku sudah mulai sekolah, nuna” kata taemin.

“eh? Libur musim panas sudah berakhir?” tanyaku basa-basi, “apa tugasmu sudah selesai?” tanyaku lagi.

Taemin mengangguk-anggukkan kepalanya sambil tersenyum.

“sudah, nuna” jawabnya polos.

“bagus” aku menjawab singkat. Setelah itu aku mengalihkan pandanganku ke televisi lagi.

“nuna~~~” taemin merengek tiba-tiba.

“apa?”

Taemin meraih tanganku yang satu lagi dan meletakkannya di pipi kirinya. Dia lagi-lagi menggosok-gosokkan tanganku di sana.

“apa sih, taeminie~~” ujarku bercanda padanya. Aku mainkan hidungnya dengan tangan kananku.

“hehehe” taemin nyengir lagi.

Tiba-tiba aku teringat sesuatu.

“taeminie, aku ingat dulu kau selalu mencoba menipiskan bibirmu saat berfoto. Apa kau ingat itu?”

“seperti ini?” taemin mempraktekkannya.

“ne! hahahaha!” aku tak tahan untuk tak tertawa setelah melihat wajahnya, “kenapa kau lakukan itu?” tanyaku.

Tiba-tiba taemin menyentuh bibirku.

“bibirku ‘kan tebal, nuna. Aku tak suka”

Aku tahu topik ini pernah kami bahas, jadi aku tak mengungkitnya lagi. Aku hanya ber’oh’ pelan dan melanjutkan menonton televisi lagi.

“nunaa~~~” tiba-tiba taemin memelukku dalam keadaan menyamping.
“ya! Ya! Kau ini apa-apaan?!” ujarku sedikit keras dan mencoba menjauhkannya dariku.

“nuna-ku~~~~” taemin berujar tak jelas. Tapi tentu saja aku bisa menangkap kata-katanya.

“apa sih kau, taeminie~” aku sedikit senang sebenarnya dia menggunakan kata itu lagi.

“hehe, nuna~” taemin melihatku dengan tatapan polosnya itu.

Aku tak bisa menahan senyum.

“apa~~” ujarku.

“nuna”

“apa”

“nuna~”

“apa, taeminie~”

Baiklah, kami terlihat aneh sekarang. Saling memanggil dan menyahut tanpa ada alasan yang jelas.

“aku suka cara nuna mengatakan ‘apa’.” kata taemin kemudian.

“jeongmal?” tanyaku, “apa apa apa apa apa apa apa”

“aa~ nunaa~~” taemin langsung merengek sambil tersenyum begitu mendengar aku berkata seperti itu, “bukan ‘apa’ yang itu, nuna~~”

“hahaha~ baiklah, ‘apa’ yang mana?”

Ada perbedaan penyebutan antara ‘apa’ yang aku katakan berulang-ulang tadi dan ‘apa’ yang disukai taemin.

“yang ‘apa’, nuna~”

“oh” aku menjawab singkat untuk mengisenginya.

“nuna~!”

“apa~!”

“nah, yang itu! Waah~ hahahaha~”

Taemin tertawa dan memelukku lagi. Dasar anak aneh.

“kau kenapa sih, taeminie? Manja sekali malam ini.” tanyaku penasaran.

“tidak apa-apa ‘kan, nuna? Aku manjanya ‘kan dengan nuna-ku~~”

Aku tersenyum mendengarnya.

“ya, sudah. Terserah kau saja kalau begitu”

“nuna~~”

“apa~?”

“hehehe~” taemin tersenyum lebar, “johaaa~~~~~” katanya lagi sambil meletakkan kedua tangannya yang terkepal di kedua belah pipinya. Itu membuatku tak tahan.

“kyaa~~ taeminie~~ kau imuuutt~~~” aku menggosok-gosokkan tanganku di atas perutnya, dan itu membuat taemin tergelak.

“hahaha~ nuna~~ geli~”

Aku tahu kalau dia bilang ‘geli’ itu merupakan lampu kuning buatku. Kalau aku terus melanjutkannya, bisa jadi kata yang keluar selanjutnya dari mulut taemin adalah ‘berdiri’. Jadi aku akhiri dengan mencubit hidungnya.

“nuna, ppoppo dong~” pinta taemin tiba-tiba.

“tidak mau. Kau ‘kan belum mau tidur. Perjanjian kita hanya sebelum tidur malam”

Aku mengacuhkannya dan menonton televisi lagi.

“aku senang berada seperti ini,” taemin mulai bicara sendiri, “berada di pangkuan nuna-ku dan sekaligus bisa melihat wajah nuna-ku sepuasnya. Waah~~”

Aku tak tahan untuk tak tersenyum, tapi mataku masih terus aku tancapkan ke layar televisi.

“dan sekarang nuna-ku tersenyum sendiri karena kata-kataku—“

Aku mencoba menahan senyumku.

“nuna-ku sekarang sedang menahan senyumnya. Padahal kalau mau senyum juga tidak apa-apa. Taeminie tidak akan marah kalau nuna-ku tersenyum karena taeminie senang melihat nuna tersenyum soalnya di mata taeminie nuna benar-benar telihat ma—mm!”

Aku menutup mulut taemin sebelum dia menyelesaikan kata-katanya.

“sudah hentikan. Jangan bikin aku tak tahan, taeminie~” aku mendekatkan wajahku ke wajah taemin yang mulutnya masih aku tutup.

Taemin meraih tanganku yang sedang menutup mulutnya.

“biar saja nuna tak tahan—ppoppo!”

Ccuk!

Taemin mencium bibirku cepat.

“ih! Kau ini!” aku sedikit kesal karena sudah masuk dalam perangkapnya.

“hahaha~ nuna-ku tak akan bisa mengalahkan, taeminie~” ujarnya bangga.

Aku menghembuskan napas berat.

“baiklah, imut. Sekarang awas dulu. Aku ingin ke kamar kecil”

“tidak mau”

“ya! Aku sudah tidak tahan!! Sana!!” aku mencoba mendorong kepala taemin yang masih berada di pangkuanku.

“tidak mau! Tidak mau!” taemin masih bersikeras dan tak mau menggeser kepalanya se-senti pun.

Tak ada cara lain. Harus dengan cara kekerasan.

“mianhae”

Setelah aku berkata seperti itu, aku mendorong taemin sekuat tenaga sampai dia jatuh dari sofa.

Brugh!

“aigo~”

“mianhae~~” aku langsung kabur menuju kamar mandi.

“nuna~~ huwee~~~” taemin merengek dan itu membuatku tertawa.

“mianhae, taeminie~ hahahaha~~!”

Blamm!

Rengekan taemin tak terdengar lagi setelah aku menutup pintu kamar mandi.

= = =

4 thoughts on “FF/S/Nuna’s Diary (page 72-74)

  1. Hahahaha…….kasian taemin, ngebayangin taemin nangis kayak anak kecil yg di tinggalin gitu aja ama ibunya, bikin gemes…..*nyubit pipi taemin*….di crita ini taemin manja bget, suka aku bacanya….

  2. GUBRAK…!!
    Udah ulang tahun kirain udah gak nangis ngerengek lagi.. Taunya baru di tinggal ke wc langsung mewek..
    Hahaha..
    Taemin , ayo tunjuk kan gaya aegyomu ^^

Leave a reply to pupuhleehyoki Cancel reply